Kamis, September 18, 2008

Pelajaran Hidup, Pengalaman Yang Tak Ternilai

Waktu itu sempat baca blog temen (Fathimah). Eyha tersentuh banget baca artikel-nya "Pelajaran Pagi Hari, dari Jalan Raya", memberi Eyha banyak pelajaran hidup. Bahwa hidup ini keras, butuh perjuangan dan kerja keras klo mw sukses, paling gak klo mw makan. Beruntung diri ini tidak harus sekeras yang mereka jalani. Tapi betul kata teman, kenapa kita justru masih malas dan kurang bersyukur ??

Dan hari ini, Eyha mendapati sebuah pelajaran hidup yang sangat berharga. Untuk mendapatkannya, tidak perlu melewati 4 tahun di bangku kuliah, tidak perlu kursus di lembaga ternama hanya untuk mendapatkan sertifikat. Semua ini di tempa karena kerasnya hidup, demi sesuap nasi, demi memberi makan diri ini dan keluarga dari sesuatu yang halal. Pekerjaan yang berbarakah adalah yang dihasilkan oleh kedua tangan ini.

Ceritanya, habis packing untuk pulang (wah....ceritanya Eyha bakal meninggalkan Surabaya....), dapat 6 coli. Truz nyari carteran pick up untuk diantarkan ke Ekspedisi di jalan Samudera. Di mobil, banyak berbincang dengan Pak sopir yang baik hati. Belajar dari beliau cara mensyukuri hidup dengan apa yang beliau jalani sekarang. Kemudian karena ada 1 kardus yang harus dipetikan dulu, kita ke jalan Bongkaran. Setelah muter jalan tersebut 2x, dapat juga salah satu tempat mempetikan tsb. Awalnya hanya mandangin aja, tapi lama tertarik melihat pekerjaan mereka. Dengan cekatan sang Bapak mengukur panjang, lebar dan tinggi kardus. Kemudian mencari kayu yang sekiranya sesuai ukuran. Dan mulailah beliau mengetok sana sini.

Kayu, paku, palu dan gergaji. 4 alat utama yang beliau gunakan. Saking seringnya, terlohat begitu mahir memainkan 4 alat ini. Subhanallah...

Jadi teringat pelajaran Modifikasi Perilaku, waktu itu diberi tugas membuat Kompetensi Perilaku. Ugh, waktu diberi contoh ma Bu Wiwik adl pekerjaan tambal ban, cuci motor dll, pekerjaan yang bagi kita, ah.... gak ada nilainya.

Teman2 pun mencari pekerjaan yang menurut mereka lebih layak disebut pekerjaan. Apalagi Aku, yang dengan bangganya saat itu mengambil job Announcer sebagai pilihan tugasku. Tak urung, sang reporter baru yang baru aja menang dari pemilihan pembawa acara "SCTV Goes to Campus" pun ku gandeng. Tak ayal, jika pagi hari wajahnya nongol di TV menyiarkan berita Live, teman2 pasti akan memberitahuku.

Padahal, lihatlah disini.....suatu pelajaran hidup yang tidak butuh diadakan pemilihan terlebih dahulu. Yang terpenting adalah ketelitian, ketekunan dan kegigihannya. Juga kelincahan ini memainkan 4 alat tersebut. Subhanallah... tangan yang begitu terampil.

Apalah diri ini, bahkan tangan ini pun belum dapat menghasilkan apa2. Tapi...kenapa ia selalu malas ?? Belum tentu juga ketika bangun, diri ini bersyukur karena masih mendapati 2 tangannya yang utuh. Malah, tatkala kasar tangan ini, cepat2 mencari handbody untuk menyelamatkannya dari kulit kasarnya.

Ugh....diri.... kenapa masih banyak yang belum kau syukuri...???

Terima kasih untuk hari ini. Terima kasih untuk Pak sopir dan Pak "peti", terima kasih untuk pelajaran hari ini.
Pelajaran yang begitu indah....Subhanallah...

Tidak ada komentar: