Sabtu, Juni 07, 2008

KEGALAUAN HATI SANG BAPAK

Hari ini, Eyha berniat berkunjung ke rumah teman. Sebenarnya sih pengen nenangin diri dari masalah yang sedang Eyha alami. Waktu naik bus, Eyha memilih tempat yang masih kosong, berhubung masih belum banyak penumpang juga. Pengen nangis, tapi nih bukan tempat yang tepat. Tiba2 ada seorang Bapak yang naik dan Eyha lihat dia mw duduk di bangku depan Eyha. Tapi lho…kok tiba2 dia duduk disebelahku ?
Awalnya diem2an aja, tapi tiba2 si Bapak berujar, menceritakan perjalanannya beberapa hari ini, ternyata apa yang Eyha alami sekarang tidak serumit yang beliau alami. Hari ini, jiwa sosialQ tersentuh. Inilah saatnya, Eyha menolong orang lain.
Kasihan si Bapak, dia ditinggal oleh istrinya karena alasan himpitan ekonomi. Istrinya ikut orang ke Surabaya yang katanya bisa memberinya pekerjaan. Tanpa ijin dari si Bapak, istrinya pun pergi meninggalkan suami anak 2 anaknya. Begitu si Bapak mendapat kabar dimana istrinya berada, dia pun berangkat ke Surabaya dengan niat menjemput sang istri tercinta. Tapi…beberapa hari di Surabaya, ia tidak mendapati belahan hatinya. Sampai2, uang pun habis. Dan masyaAllah, beliau jalan kaki jauh sekali untuk sampai di Bratang. Beliau menunjukkanQ kakinya yang bengkak karena kejauhan jalan. Tidak makan pula, beliau hanya mampir di mesjid2 untuk sholat n minum air dari kran mesjid. MasyaAllah, segitu besar pengorbananmu Pak, untuk mempertahankan rumah tanggamu. Eyha terharu dengan cerita beliau, tentang awal mereka menikah, tentang betapa cintanya Ia pada sang belahan hati dan putri2nya. Betapa bangganya Beliau pada mereka. Betapa besar harapan beliau untuk membahagiakan mereka. Beliau telah berusaha, agar nasib anak2nya kelak tdk spt beliau. Oh Bapak…semoga Allah memudahkanmu dan mengetuk pintu hati Ibu agar kembali pada keluarga. Gak ada yang bisa Eyha sampaikan, selain “Sabar ya Pak. Ini semua ujian, jika Bapak berhasil melewatinya maka Bapak akan menjadi pemenang. Tidak dikatakan orang itu beriman, sampai ia diuji. Semoga Bapak bias melewati ini semua”.
Hanya sedikit buah tangan untuk anak2nya n beberapa rupiah yang Eyha berikan. Tidak akan sebanding dengan pelajaran hidup yang Beliau ajarkan pada Eyha siang ini. Pelajaran ttg kesabaran, keikhlasan dan kasih sayang. Ya Allah, apa yang Eyha alami hari ini, tidak seberat yang Beliau alami. Tapi Beliau ternyata lebih tegar dari Eyha. Hari ini, adalah hari dimana Eyha dapat melihat sesuatu dari kacamata orang lain n melibatkan hati Eyha untuk menyelami ini semua. Terima kasih Bapak.

Bus Bratang-Bungurasih